Kecelakaan Maut Kerap Terjadi, Ada Apa Sebenarnya dengan TOL CIPALI?

Kecelakaan Maut Kerap Terjadi, Ada Apa Sebenarnya dengan TOL CIPALI? - Hallo sahabat BEGUNDAL BERKELAS, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Kecelakaan Maut Kerap Terjadi, Ada Apa Sebenarnya dengan TOL CIPALI?, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Kecelakaan Maut Kerap Terjadi, Ada Apa Sebenarnya dengan TOL CIPALI?
link : Kecelakaan Maut Kerap Terjadi, Ada Apa Sebenarnya dengan TOL CIPALI?

Baca juga


Kecelakaan Maut Kerap Terjadi, Ada Apa Sebenarnya dengan TOL CIPALI?


Jalan Tol Cikampek-Palimanan (Cipali) yang konsesinya dimiliki oleh Astra Tol Cipali merupakan salah satu ruas tol terpanjang yang menjadi bagian dari jaringan Tol Trans-Jawa. 

Kehadirannya dianggap sangat penting karena berhasil mengurai kemacetan yang kerap terjadi di jalur pantai utara (pantura). Sayangnya, tol ini juga rawan terjadi kecelakaan.  

Pada Kamis (4/11/2021) dini hari, kecelakaan lalu lintas kembali terjadi di Jalan Tol Cipali.  Kali ini, Dekan Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Prof Ir I Gede Suparta Budisatria meninggal.

Kecelakaan tersebut diketahui terjadi di Tol Cipali Km 113. Di dalam mobil tersebut juga terdapat tiga penumpang lainnya yang kini tengah mendapatkan perawatan. Baca juga: Astra Kampanyekan Bulan Keselamatan Berkendara di Tol Cipali Kecelakaan dini hari tadi menambah daftar panjang ratusan kecelakaan yang telah terjadi di ruas Tol Cipali tersebut.

Pada akhir bulan Oktober lalu, tepatnya pada Jumat (29/10/2021), terjadi kecelakaan di ruas jalan Tol Cipali, Kecamatan Jatiwangi, Kabupaten Majalengka, dan menyebabkan satu orang tewas dan dua lainnya mengalami luka-luka.

Sebelumnya, pada Rabu (20/10/2021), sebuah mobil travel juga terperosok di parit di Tol Cipali Kilometer 92, Kalijati, Subang, dan menyebabkan satu orang tewas. Lihat Foto Arus mudik kendaraan hari ke dua menjelang Idul Fitri di ruas tol pantura (Cipali dan Palikanci), Jawa Barat, tersendat sepanjang 42 kilometer, Rabu (15/7/2015). Arus kendaraan terpantau tersendat dari Ciperna (Tol Palikanci) kilometer 205 hingga Majalengka (Tol Cipali) kilometer 163.

Pada tahun 2020, terjadi tujuh kecelakaan maut di Tol Cipali yang menyebabkan puluhan orang tewas. Kecelakaan terparah terjadi di Km 78 pada Senin (30/11/2020) dan menyebabkan 10 orang tewas.

Tentu saja banyaknya peristiwa kecelakaan ini merupakan sesuatu yang ironis bagi Astra Tol Cipali selaku pengelola jalan tol. Pasalnya, tahun lalu, Astra Tol Cipali mendapat apresiasi dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) sebagai Pelopor Keselamatan. 

Tahun Depan, Tol Cipali Tersambung Cisumdawu Upaya-upaya yang dilakukan oleh Astra Tol Cipali di antaranya memasang marka speed reducer yang berfungsi sebagai marka peringatan bagi pengguna jalan agar tetap fokus dan waspada saat berkendara.

Inovasi ini telah dipasang sepanjang 8 kilometer pada ruas Tol Cipali pada 2020, sekaligus marka peringatan yang diaplikasikan pertama dan satu-satunya di jalan tol Indonesia. Bahkan, pengelola rajin mengampanyekan Toll Road Safety Culture bersamaan dengan penindakan operasi speed gun oleh kepolisian bagi kendaraan yang melanggar batas kecepatan maksimum 100 kilometer per jam.

Selain itu, juga kerap dilakukan penempelan 100 sticker reflector agar dapat terlihat pada malam hari bagi kendaraan yang tidak memiliki stiker di bagian belakang kendaraan. 

"Upaya-upaya Astra Tol Cipali untuk meningkatkan keamanan dan keselamatan Tol Cipali terangkum dalam program 3E: Engineering, Education dan Enforcement," ujar CEO Toll Road Business Group Astra Infra Krist Ade Sudiyono, Senin (21/9/2020). 

Melalui program tersebut, Astra Toll Cipali juga memasang dua alat timbang kendaraaan Weight in Motion (WIM) di Km 74 dan Km 178. Pengelola Tol Cipali Tanggapi Basuki Terkait Solusi Macet Tol Japek Pemasangan alat timbang WIM bertujuan untuk mendeteksi berat kendaraan yang melintas di ruas tol tersebut. 

Kemudian, perusahaan juga melakukan pemasangan wire rope atau sling baja yang mampu menahan beban kendaraan sampai dengan 80 ton dan berfungsi sebagai pembatas jalan. Saat ini, total sling baja yang terpasang sekitar 65 kilometer. 

Selain itu, di jalan Tol Cipali juga dipasang rumble dot sepanjang 35 kilometer yang berfungsi sebagai garis kejut untuk mengingatkan kewaspadaan dalam berkendara. Astra Tol Cipali juga terus mengimbau kepada pengguna jalan agar memperhatikan kondisi kendaraan dan kondisi fisik ketika akan memulai perjalanan. 

Para pengguna jalan juga dianjurkan beristirahat di delapan Tempat Istirahat dan Pelayanan (TIP) atau rest area yang telah disediakan di sepanjang ruas Tol Cipali apabila sudah berkendara selama empat jam atau merasa lelah dan mengantuk. 

Berumur 6 Tahun Lihat Foto Petugas Sat Lantas Polres Majalengka menunjukkan mobil Innova hitam yang mengalami kecelakaan tunggal di ruas Tol Cipali, Jumat (29/10/2021) (Dok Polres Majalengka) Pada ruas tol ini ada tujuh simpang susun yang akan menghubungkan sejumlah ruas jalan, antara lain ruas Cikopo, Kalijati, dan Subang. 

Konstruksi fisik Jalan Tol Cipali telah selesai pada Juni 2015 dan pertama kali digunakan oleh pemudik pada Lebaran 2015. Artinya, kini ruas tol tersebut telah berumur enam tahun.  Dengan beroperasinya Jalan Tol Cipali, kepadatan di jalan pantai utara Jawa bisa berkurang hingga 50 persen. 

Apalagi selama ini kendaraan dari arah Jakarta menuju Jawa Tengah dan Jawa Timur lebih banyak melintasi jalur pantura sehingga beban jalur ini melebihi kapasitas seharusnya. Ruas jalan Tol Cipali memiliki panjang 116,8 kilometer. Proyek senilai Rp 12.5 triliun itu dikerjakan sejak awal 2013. 

Jalan tol ini mulai dikerjakan pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Saat itu, Tol Trans-Jawa direncanakan selesai dalam 10 tahun. Sejak November 2019, Astra Tol Nusantara telah mengakuisisi 55 persen saham efektif tol Cikopo-Palimanan. PT Lintas Marga Sedaya merupakan pemegang konsesi untuk ruas yang terdiri dari enam seksi ini. 

Seksi 1 Cikopo-Kalijati (27,05 km), Seksi 2 Kalijati-Subang (11,2 km), Seksi 3 Subang-Cikedung (28,7 km), Seksi 4 Cikedung-Kertajati (18,9 km), Seksi 5 Kertajati-Sumberjaya (18,9 km), dan Seksi 6 Sumberjaya-Palimanan (14,05 km).


Demikianlah Artikel Kecelakaan Maut Kerap Terjadi, Ada Apa Sebenarnya dengan TOL CIPALI?

Sekianlah artikel Kecelakaan Maut Kerap Terjadi, Ada Apa Sebenarnya dengan TOL CIPALI? kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Kecelakaan Maut Kerap Terjadi, Ada Apa Sebenarnya dengan TOL CIPALI? dengan alamat link https://serbainfo666.blogspot.com/2021/11/kecelakaan-maut-kerap-terjadi-ada-apa.html

0 Response to "Kecelakaan Maut Kerap Terjadi, Ada Apa Sebenarnya dengan TOL CIPALI?"

Post a Comment

Cara Mudah Instal Adobe Photoshop Untuk Pemula

Untuk perihal edit gambar atau photo sudah tidak asing lagi buat kalangan Digital Creative dengan software Adobe Photoshop besutan perusahaa...